[ad_1]
Dunia digital telah membawa berbagai kemudahan, tetapi juga membuka pintu bagi para penipu untuk mengelabui orang-orang dengan modus baru. Salah satu modus penipuan yang semakin marak belakangan ini adalah penawaran pekerjaan paruh waktu yang menggiurkan melalui pesan-pesan di WhatsApp atau bahkan melalui panggilan telepon.
Cara Kerja Modus Penipuan Ini
Modus ini memanfaatkan ketertarikan orang-orang terhadap penghasilan tambahan dengan menawarkan iming-iming komisi besar, mulai dari 50 ribu hingga 1 juta per hari. Siapa pun pasti tergoda dengan tawaran yang begitu menggiurkan.
Pada awalnya, para pelaku penipuan akan memberikan sejumlah uang sebagai saldo awal kepada ‘korban’. Namun, jangan terperangkap, karena ini sebenarnya hanya umpan untuk menarik korban lebih dalam ke dalam jaringan penipuan mereka.
Kesinambungan Penipuan
Setelah menyelesaikan tugas-tugas awal, ‘korban’ dijanjikan sejumlah komisi yang cukup besar, biasanya sekitar 10% hingga 30% dari jumlah pembelian. Namun, modus penipuan ini terus berlanjut dengan menambahkan tugas-tugas baru dan akhirnya meminta ‘korban’ untuk melakukan “top-up” guna mendapatkan komisi dengan nilai nominal yang lebih tinggi.
Tugas ‘korban’ pada dasarnya adalah melakukan pembelian produk yang diarahkan oleh pelaku. Produk yang dibeli bersifat dummy dan tidak pernah ada. Mereka bahkan berani mencatut nama Tokopedia sebagai marketplacenya.
Penting untuk diingat bahwa ketika diminta untuk melakukan “top-up”, ada baiknya untuk menahan diri dan tidak melanjutkan aktivitas tersebut. Karena pada titik ini, ada kemungkinan besar bahwa uang yang telah diinvestasikan tidak akan kembali, dan ‘korban’ telah menjadi goal penipuan.
Karena pada titik ini, uang yang diinvestasikan bisa dipastikan hilang dan tidak akan kembali. Komplotan penipu juga kerap menggunakan e-wallet Dana sebagai rekening mereka, yang seolah-olah melakukan switch untuk menunjukkan keabsahan transaksi, tetapi sebenarnya uang hanya berputar antara korban dan pelaku di satu rekening saja.
Beberapa teman dan kerabat saya mungkin telah menjadi korban modus penipuan on-line semacam ini dengan kerugian yang signifikan, bahkan mencapai puluhan juta rupiah. Hal yang sangat disayangkan adalah sulitnya mengejar pelaku ini secara hukum, dan uang yang sudah hilang sulit untuk dikembalikan.
Ideas Menghindari Penipuan
Untuk itu, saran terbaik adalah untuk tetap waspada terhadap pesan-pesan singkat semacam ini. Jangan mudah tergoda dengan tawaran yang terlalu menggiurkan dan selalu lakukan pengecekan serta verifikasi sebelum terlibat dalam tawaran pekerjaan yang belum jelas keasliannya.
- Teliti Tawaran: Jangan tergoda dengan janji komisi besar tanpa risiko yang jelas. Pastikan untuk memahami element tugas yang diminta dan validitas perusahaan yang menawarkan pekerjaan.
- Verifikasi Informasi: Selalu periksa keaslian perusahaan atau individu yang menawarkan pekerjaan. Cek situs internet resmi, kontak, dan reputasi mereka sebelum terlibat.
- Hati-hati dengan Saldo Awal: Jika diminta untuk menerima saldo awal atau dana tanpa alasan yang jelas, waspadailah. Ini bisa menjadi jebakan untuk menarik ‘korban’ lebih dalam.
- Berdasarkan Prinsip “Jangan Terlalu Baik untuk Dipercaya”: Tawaran yang terlalu menggiurkan seringkali mencurigakan. Jangan terburu-buru menerima tawaran tanpa pertimbangan matang.
- Pelajari Tanda-tanda Penipuan: Waspadai pola penipuan umum seperti permintaan “top-up” atau transaksi keuangan yang tidak masuk akal.
Keamanan diri dan kehati-hatian selalu menjadi hal yang utama dalam menghadapi tawaran pekerjaan, terutama yang datang melalui platform digital seperti WhatsApp. Semoga dengan meningkatnya kesadaran akan modus penipuan semacam ini, kita dapat lebih waspada dan terhindar dari jaringan penipuan yang merugikan.
[ad_2]